Sabtu, 31 Maret 2012

KEIMANAN DAN IKHLAS BERAMAL


KEIMANAN DAN IKHLAS BERAMAL
Oleh : Ardan Lelemappuji, S.Hi

1.        Hubungan Iman, Islam, Ihsan dan Hari Kiamat (L.M: 9)
حَدِيْثُ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ النَّبِيُ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَارِزًا يَوْمًا لِلنَّاسِ فَأَتاَهُ رَجُلٌ فَقَالَ: مَااْلإِيْمَانُ؟ قَالَ: اْلإِيْمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَبِلِقَائَهِ وَبِرُسُلِهِ وَتُؤْمِنَ بِالْبَعْثِ، قَالَ: مَاْلإِسْلاَمُ؟ قَالَ: اْلإِسْلاَمُ أَنْ تَعْبُدَ الله وَلاَ تُشْرِكَ بِهِ وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ وَتُؤَدِّيَ الزَّكَاةَ اْلمَفْرُوْضَةَ وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ. قَالَ مَالْإِحْسَانُ؟ قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ الله كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. قَالَ: مَتىَ السَّاعَةُ؟ قَالَ: مَالْمَسْئُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ، وَسَأُخْبِرُكَ عَنْ أَشْرَاطِهَا، إِذَا وَلَدَتِ اْلأَمَةُ رَبَّهَا، وَإِذَاتَطَاوَلَ رُعَاةُ اْلإِبِلِ اْلبَهْمُ فِى الْبُنْيَانِ، فِى خَمْسٍ لاَيَعْلَمُهَنَّ إِلاّ الله. ثُمَّ تَلاَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الله عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ، (الآية...) ثُمَّ أَدْبَرَ. فَقَالَ: رُدُّوْهُ، فَلَمْ يَرَوْا شَيْأً. فَقَالَ: هَذَا جِبْرِيْلُ جَاءَ يُعَلِّمُ النَّاسَ دِيْنَهُمْ. (رواه البخارى)
Artinya:
Hadis Abu Hurairah r.a. ia berkata: “pada suatu hari Nabi Saw berada di tengah-tengah para sahabat, lalu ada seseorang datang kepada beliau lantas bertanya: Apakah Iman itu? Beliau menjawab: Iman adalah kamu percaya kepada Allah dan malaikayNya, percaya dengan adanya pertemuan denganNya, dan dengan adanya rasul-rasulNya, dan kamu percaya dengan adanya hari kebangitan (setelah mati). Ia bertanya: Apakah Islam itu? Beliau menjawab: Islam yaitu kamu menyembah kepada Allah dan tidak mempersekutukanNya, mendirikan shalat, menunaikan zakat yang diwajibkan dan berpuasa pada bulan Ramadhan. Ia bertanya: Apakah ihsan itu? Beliau menjawab: kamu menyenbah Allah seakan-akan kamu melihatNya dan jika kamu tidak melihatNya maka (berkeyakinanlah) bahwa sesungguhnya Allah melihat kamu. Ia bertanya: kapan hari kiamat itu? Beliau menjawab: orang yang ditanya tentang hari kiamat itu tidak lebih tahu dari pada orang yang bertanya. Akan tetapi aku akan memberitahukan kepadamu tentang tanda-tandanya yaitu apabila seorang budak perempuan melahirkan tuannya, apabila pengembala unta dan ternak berlomba-lomba dalam bangunan; dalam lima hal tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah. Kemudian Nabi saw. Membaca ayat (yang artinya): “sesungguhnya Allah, hanya pada sisinya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat dan Dialah yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal”. Orang yang bertanya itu lantas pergi, lalu beliau bersabda: kembalikanlah dia, akan tetapi mereka tidak melihat apa-apa, maka beliau bersabda: itu adalah jibril yang datang untuk mengajarkan manusia tentang agama mereka. (HR. Bukhari).


2.        Berkurangnya Iman dan Islam karena maksiat (LM: 39)

حَدِيْثُ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لاَيَزْنِى الزَّانِى حِينَ يَزْنِى وَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَلاَ يَشْرَبُ الْخَمْرَ حِيْنَ يَشْرَبُهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ، وَلاَ يَسْرِقُ السَّارِقُ حِيْنَ يَسْرِقُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ.
وَزَادَ فِى رِوَايَةٍ: وَلاَ يَنْتَهِبُ نُهْبَةً ذَاتَ شَرَفٍ يَرْفَعُ النَّاسَ إِلَيْهِ أَبْصَارَهُمْ فِيْهَا حِيْنَ يَنْتَهِبُهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ.
Artinya:
Hadis Abu Hurairah bahwasannya Nabi Saw. Bersabda: orang-orang yang berzina tidaklah berzina ketikaa ia berzina itu berada dalam keadaan mukmin. Tidak ada orang yang meminum minuman keras ketika ia meminumnya itu berada dalam keadaan mukmin. Dan tidaklah pencuri ketika ia mencuri itu berada dalam keadaan mukmin.
Dalam riwayat lain ada tambahan: dan tidak ada orang yang merampas suatu rampasan yang berharga dimana pandangan manusia tertuju kepadanya ketika ia merampasnya itu berada adalam keadaan mukmin (HR. Bukhari).    

3.        Rasa Malu sebagian dari Iman (RS:545)

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ الله عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ عَلَى رَجُلٍ مِنَ اْلأَنْصَارِ وَهُوَ يَعِظُ أَخَاهُ فِى الْحَيَاءِ، فَقَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعْهُ، فَإِنَّ الْحَيَاءَ مِنَ اْلإِيْمَانِ (متفق عليه).

Artinya:
Dari Ibnu Umar r.a. bahwasannya Rasulullah Saw. Melewati seorang sahabat Anshar yang sedang menasehati saudaranya karena pemalu, biarkanlah ia pemalu, karena sesungguhnya malu itu sebagiandari pada iman (Muttafaqun Alaih). 


REALISASI IMAN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL

1.        Cinta sesama muslim sebagian dari iman

حَدِيْثُ أَنَسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتىَّ يُحِبُّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ (رَوَاهُ بُخَارِى)
Artinya:
Hadis Anas dari Nabi saw. Beliau bersabda: seseorang di antara kamu tidak (sempurna) Imannya sehingga ia mencintai saudaranya sebagiman ia mencintai dirinya sendiri (HR. Bukhari).

2.        Ciri orang muslim tidak mengganggu orang lain

قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ اْلمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَاْلمُهَاجِرُوْنَ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللهُ عَنْهُ (متفق عليه)
Artinya:
Rasulullah Saw. Bersabda: orang Islam adalah orang yang mana kaum muslimin terhindar dari gangguan lidah dan tangannya. Sedangakan orang yang hijrah adalah orang yang meninggalkan segala apa yang dilarang oleh Allah (HR. Bukhari dan muslim

3.        Realisasi iman dalam menghadapi tamu, tetangga dan bertutur kata

قَالَ رَسُوْلُ اللهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلاَ يُؤْذِى جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ  بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ (رَوَاهُ بُخَارِى)
Artinya:
Rasulullah Saw bersabda: barang siapa yang beriman kepada Alaah dan hari akhir, maka janganlah ia mengganggu tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia memuliakan tamunya. Dan barang siapa yang beriman kepada kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia berkata yang baik atau diam saja (HR. Bukhari).

IKHLAS BERAMAL

1.        Niat/Motivasi beramal (RS:1)

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّياَتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَا، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلىَ اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلىَ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْباَ يُصِيْبُهَا أَوِ امْرَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلىَ مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ (رَوَاهُ بُخَارِى وَمُسْلِمٍ).
Artinya:
Sesengguhnya semua amal itu tergantung dari niatnya, dan bahwasannya apa yang diperoleh seseorang sesuai apa yang diniatkannya. Barang siapa yang hijrah karena Allah dan rasulnya, maka hijrahnya itu akan diterima Allah dan rasulNya. Dan barang siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang akan dinikahinya maka hijrahnya itu akan memperoleh apa yang diniatkanya dalam hijrah itu. (HR. Bukhari dan Muslim).

2.        Menjauhi perbuatan riya/syirik kecil

قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ اْلأَصْغَرُ: الرِّياَءُ (رَوَاهُ أَحْمَدُ)

Artinya:
Rasulullah Saw bersabda: sesungguhnya sesuatu yang aku paling takuti atas umatku ialah syirik yang kecil yaitu riya’ (HR. Ahmad).







Tidak ada komentar:

Posting Komentar